Sabtu, 19 Februari 2011

Showrom / outlet terpadu PKBM MITRA FAJAR LESTARI.

Informasi Dan Pemasaran Product Hasil Pelatihan Life Skill  Bidang Pendidikan Non Formal di Karangasem-Bali 

imageAnggaran 20 % untuk bidang Pendidikan , baik pendidikan Formal, Non formal dan I nformal, sungguh merupakan peluang bagi Dunia Pendidikan dalam arti luas meningkatkan kualitas Output Lulusannya, khususnya kesempatan Pendidikan Non Formal dan Informal ( PNF ). Program pendidikan Non Formal dan Informal sesungguhnya keberadaannya ditengah-tengah Masyarakat yang tidak atau belum mendapat kesempatan mengenyam pendidikan Formal. Menggarap Sektor Pendidikan Non Formal dan Informal identik sesungguhnya berbicara tentang kesempatan memperjuangkan masyarakat yang terpinggirkan, masyarakat miskin, masyarakat Pedesaan, Petani, buruh, anak jalanan dan lainnya yang memerlukan sentuhan program yang lebih merakyat dan membumi langsung bisa digunakan dalam hal mengatasi permasalahan dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari..

imageP erhatian Pemerintah sekarang yang cukup besar kepada sector Pendidikan Non formal dan Informal melalui Lembaga PKBM, Lembaga Kursus dengan program Life Skill , atau dengan sebutan lain yaitu PKH , KWD ,KWK dan Program Kewirausahaan lainnya, yang hampir semua berbicara, merencanakan, membuat dan melaksanakan program dari sisi menggarap pelatihan ketrampilannya, sangat sedikit sekali berbicara dan membuat Program dari sisi Pemasaran/ aspek Pasar. Kegiatan kursus/ Lembaga Pelatihan juga mayoritas Fokus kepada Produksi yang sifatnya temporer , tidak berkelanjutan , bahkan sisi Informasi , Promosi dan Pemasaran yang berkelanjutan.

DSC01825 clip_image002
Kerajinan Tempurung Kelapa Coconut Shell

Kondisi daerah Karangasem yang cukup jauh dari Pusat Bisnis Kota Denpasar, Kerajinan di Karangasem sesungguhnya menyimpan Potensi yang sangat memungkinkan untuk berkembang menjadi kuat dan besar , seperti contoh kerajinan Ata, kerajinan kayu, batu tabas, rontal dll. Mengenai kondisi Pengrajin di Karangasem Bali, product kerajinan sebagian besar diproduksi di rumah masing-masing ( home industri ), yang mana banyak dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga, yang sebagian besar tidak mengenyam pendidikan formal. Mereka mengerjakan kerajinan sambil bisa menunggu rumah, memasak, menjaga anak-anak ( melaksanakan fungsi ibu rumah tangga ), dan apabila ada kegiatan social kemasyarakatan bisa langsung terlibat dengan masyarakat lainnya. Sektor Kerajinan merupakan sector kegiatan yang menyerap tanaga kerja yang cukup banyak, dan sangat pas sesuai dengan Budaya Bali, yang mayoritas merupakan pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan (handmade).

proses-kerja-ngulat-Ate Ata-2
DSC00917

nganyam-Ata-2 Kerajinan  Anyaman Ate

Fakta di Lapangan, dengan Kondisi Geografis Karangasem yang ada diujung Timur yang cukup jauh dari kota Bisnis Denpasar, tidak kena jalur Nasional, dan kondisi SDM yang belum mendukung, mengakibatkan permintaan / Pesanan kerajinan ke Karangasem, masih mengalami mata rantai yang cukup Panjang, sangat jarang pesanan langsung dari Buyer. Hal ini mengakibatkan Pengrajin tidak menikmati keuntungan yang memadai, yang tentunya bisa menambah pendapatan tentunya hal ini akan meningkatkan taraf hidupnya. karena mayoritas hasil kerajinan Karangasem, khusus Pelakunya belum punya jaringan pasar akibat keterbatasan informasi dan juga keberadaan mereka masing sifatnya bergerak secara indipidu. Apabila pihak Dinas / Instansi terkait akan melakukan Pameran tidak akan susah mencari product yang akan dipamerkan,

mengamplas ss
DSC01689

DSC01686 
     Ukiran  Plang nama

Dengan semakin disadarinya peranan dan arti penting dari keberadaan industri kerajinan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Program Life Skill dari program PNF, sebagai suatu usaha pemerataan pendapatan , penciptaan usaha baru, dan merupakan salah satu kegiatan yang merupakan sumber pendapatan, yang dapat mengurangi kemiskinan. Dan keberadaan Pengrajin disadari yang merupakan sector riil , jika Unit- Unit Kerajinan berkembang akan bisa menciptakan dan menyerap tenaga kerja dalam upaya mengurangi Pengangguran.

clip_image002[6] Foto717 Pelatihan Menganyam Bambu
Foto728 Hasil Pelatihan Anyaman Bambu

Oleh karena hal tersebut diatas , PKBM Mitra Fajar Lestari mengusulkan Showrom / outlet terpadu, sebagai wahana Informasi Dan Pemasaran Product Hasil Pelatihan Life Skill Bidang Pendidikan Non Formal di Karangasem, untuk menginformasikan , mengangkat sector riil tentang Potensi Karangasem, dan program ini sebagai kegiatan terpadu dan terintegral, dan digarap secara berkelanjutan. Dukungan Sarana Informasi , Leaflet/ Brosur,Catalog Product Pendukung,Photo Product dan Photo Produksi .

Masalah tempat outlet / Showroom product PKBM, tidak mesti harus terletak dan tersentral di Pusat Kota, justru lebih mempertimbangkan situasi kondisi riil dibawah, dukungan SDM dan Manajemen Jaringan Outlet PKBM. Dengan Didukung Pemasaran Melalui Internet/ website , Product yang ada di Outlet / showroom bersama akan dimuat / dipromosikan melalui Website/ internet kerjasama PKBM Mitra Fajar Lestari dengan Forum KIM Karangasem dan Lembaga lainnya secara Terpadu dan berkelanjutan.

PKBM Mitra Fajar Lestari,   email prusugi@gmail.com

Kamis, 10 Februari 2011

POS PAUD TERPADU SANTHA BUDHI‘

P1170004

DALAM KELEMBAGAAN PKBM MITRA FAJAR LESTARI DI KARANGASEM- BALI

Mencoba Membuat Model Kegiatan Terpadu antara POSYANDU, BKB ( Bina Keluarga Balita) dan Lembaga Lainnya Di Desa Tegallinggah.

POS PAUD SANTHA BUDHI dibawah naungan PKBM Mitra Fajar Lestari, mencoba mengajak semua komponen kelembagaan yang ada di Desa seperti POSYANDU, BKB ( Bina Keluarga Balita ) khusus para Kadernya membuat Kegiatan terpadu secara bersamaan di suatu tempat Komunitas berkumpul di Balai Banjar. Kegiatan ini merupakan program Button Up, sebagai upaya untuk lebih menyinkrunkan kegiatan sehingga menjadi lebih efektif.

P1170028Kenapa Kegiatan Terpadu …?, agar waktu ibu-ibu selaku Masyarakat tidak habis w aktunya untuk menghadiri bermacam-macam kegiatan Sosial dari yang berupa Pertemuan, Rapat, Arisan, Pembinaan dan lain sebagainya yang tentunya banyak menyita waktu khusunya ibu-ibu sebagai pembantu Keluarga dalam hal membantu suami dalam menambah Penghasilan / pendapatan Keluarga.

Dengan adanya kegiatan Terpadu ini pihak Lembaga PKBM Mitra Fajar Lestari berharap kegiatan ini tidak bermanfaat untuk anak-anak saja, juga yang tak kalah pentingnya juga bagaimana selaku orang Tua harus belajar dari keluguan dan kepolosan seorang Anak, Betapa tidak ditengah gencarnya Pemerintah membuat program menggarap anak usia Dini, memberikan pondasi dasar pendidikan yang kuat, laksana menulis dikertas yang masih kososng.

P1170017Harapan dengan kegiatan POS PAUD terpadu dengan Layanan POSYANDSU, nantinya Posyandu tidak hanya memberikan pelayanan bagi kaum ibu yang mmpunyai balita saja melainkan ditambahi kegiatan berupa penimbangan, penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan, tetapi fungsinya ditingkatkan. Yaitu sebagai wadah yang menampung program-program yang berkaitan langsung dengan masyarakat dan khususnya pendidikan. Misalnya, pelayanan balita, bina keluarga balita (BKB), keaksaraan fungsional (KF), dan pendidikan anak usia dini (PAUD). Singkatnya, di mana ada kegiatan POS PAUD , maka di situ juga diusahakan ada kegiatan BKB-PAUD. Dengan demikian, tidak hanya anak yang akan mendapatkan manfaatnya, tetapi juga para orang tua (ibu-ibu) yang juga akan merasakan manfaat keberadaan POS PAUD terpadu ini.

Dari pihak Lembaga PKBM ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Mitra Fajar Lestari mengajak semua komponen Lembaga / Dinas/ kantor Instansi terkait , seperti Perpustakaan Keliling Pemkab, Kantor Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial dan Dinas Teknis lainnya bisa melakukan kegiatan secara terpadu, sehingga program yang selama ini kurang koordinatif, akan menjadi terpadu, komprehensif dan berkelanjutan

P2180013 P2180014
P2180011 P2180010

Pada kegiatan ini juga PKBM mencoba mengajak dari pihak Pengelola Mobil Pintar dan Perpustakaan Keliling yang dikelola  Kantor Perpustakan dan Arsip Daerah,  untuk melengkapi dari sisi  ketersediaan buku-buku, majalah  yang didukung dengan perangkat Tekbologi Informasi / Internet.

Kegiatan dilakukan di Balai Banjar Tegallinggah. betapa antusis Orang Tua mengajak anak-anaknya datang mengikuti kegiatan.

Pos paud-1 Pos Paud -2
Pos PAUD 3 Ibu Bidan Desa
Kader lagi meninbang Balita Menimbang Balita
Kader POS PAUD Kader Pos PAUD 2

Bagi pihak-pihak yang ingin sharing/ berbagi pengalaman atau pihak-pihak yang punya kepedulian bagi pendidikan, seperti pihak Perbankan, BUMN, atau Lembaga Yayasan yang mempunyai program  khususnya Anak Usia Dini, kami dari pihak Lembaga PKBM siap melakukan kerjasama membuat kegiatyan secara terpadu.

Rabu, 09 Februari 2011

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN HINDU

DUPLICAT GEBOGAN DENGAN BASIC KETRAMPILAN BEBANTENAN (SERATI) YANG DILANDASI DENGAN PEMAHAMAN SASTRA MENUJU KELUARGA YANG SEJAHTERA & MANDIRI.

Bali dikenal dengan sebutan Seribu Pura, Bali Penduduknya Mayoritas Agama Hindhu dan Hampir setiap hari “ Tiada Hari Tanpa Upacara”. Upacara Bebantenan identik dengan Pengembangan kasanah Kebudayaan yang dilandasi oleh Agama Hindu. Dengan misi tersebut betapa Peran yang akan diambil oleh PKBM mengandung makna Pelestarian Budaya yang trend sekarang semuanya mau serba Instan , serba gampangan dan serba praktis.

Yayasan Mitra Fajar Lestari, sebagai pusat PKBM, dalam upaya mewujudkan Pasraman Terpadu, yang salah satu programnya Tentang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Bali yaitu bagaimana Budaya Bali Yang dilandasi Agama Hindu menjadi sesuatu yang wajib dilestarikan menyesuaikan dengan perkembangan dan seperti wacana sekarang bagaimana Ajeg Bali bisa diwujudkan dalam suasana Bali yang penuh dengan Dinamika dan Tantangan dari Luar …? Untuk mewujudkan Cita-Cita Luhur diatas selalu harus disikapi secara bijaksana dan harus dipahami secara keseluruhan ,kenapa pergeseran nilai-nilai itu terjadi tanpa kita sadari bahwa pergeseran nilai –nilai Luhur Budaya kita sudah semakin tergerus akibat Perubahan yang terjadi begitu Dasyatnya?? ajeg Bali sangat rentan keajegannya dimasa yang akan datang mengingat Desakan Perubahan Dari Luar dalam kontek Globalisasi tanpa disadari Nilai-nilai Peradaban yang ada pada kita semakin tergerus dengan dalih diatas.Unsur Kreatifitas memegang peranan yang sangat Strategis sehingga didalam Lembaga Asram & PKBM bisa diwujudkan aneka kreatifitas tanpa meninggalkan jati dirinya khususnya yang lagi diminati atau dibutuhkan Pasar, atau menciptakan suatu produk/ kegiatan yang diprediksikan akan dibutuhkan dan diminati oleh Pasar tanpa tercabut dari akar Budayanya sendiri dan ini merupakan terobosan yang perlu kiranya mendapatkan penekanan sehingga produk-produk PKBM bisa diperhitungkan ditingkat persaingan antar produk/ jasa layanan yang ada di Pasar baik Lokal maupun Mancanegara.

Copy of DSC00796 DSC00767
DSC00777 JM lagi Diskusi

Kenapa Yayasan “Mitra Fajar Lestari” tertarik untuk menggarap Ketrampilan Bebantenan mengingat Upakara Agama Hindhu hampir tidak pernah mandeg/ berhenti kalaupun kondisi Ekonomi sedang krisis dan juga aktifitas bebantenan bisa melibatkan komponen Masyarakat cukup banyak dan pada kegiatan ini juga terselip Misi Penyelamatan Nilai Budaya yang dilandasi Agama Hindhu dan didalamnya terkandung aktifitas Ekonomi Rakyat di Pedesaan yang yang sangat Besar.

GEBOBAN1

 

Adanya Tantangan Pembentukan KBU Srati Banten, setelah melalui Pembelajaran ketrampilan Bebantenan didasari beberapa pertimbangan:

Kecendrungan Masyarakat Hindhu khususnya Generasi Muda mengalami suatu pergeseran yang mana keberadaannya ingin semua serba praktis, sehingga muncul jalan keluar kenapa Bebantenan kenapa tidak dibeli saja sehingga Masyarakat yang sibuk masih bisa melaksanakan kesibukannya sebagaimana biasa …?.

  1. Generasi Muda Mayoritas kurang tertarik belajar mendalami Ketrampilan dalam bebantenan karena mereka sudah keenakan bisa serba praktis dan Pekerjaan tersebut adalah sudah ada orang tua yang mengerjakannya.
  2. Perhitungan Matematis Ekonomis secara keseluruhan lebih murah dari pada mengelola bebantenan mengerjakan sendiri, dan amat repot dan komplek apabila mengerjakan dengan pola gotong royong.
  3. Terkesan jika menguasai ketrampilan Bebantenan tidak bisa digunakan untuk meningkatkan Taraf Hidup Ekonomi Keluarga dan terkesan tidak merupakan suatu kebanggaan yang bisa dikemas mempunyai nilai Ekonomis disamping bisa beryadnya sesame Umat.
  4. Masa kanak-kanak dari Sekolah Dasar di Sekolah tidak begitu diajarkan dalam membuat unsure-unsur bebantenan.
  5. Adanya Nilai Rasa di Masyarakat bahwa kurang enak kalau memilih kegiatan melayani jasa membuat Bebantenan.

Mengingat Persoalan diatas sudah barang tentu hal ini harus disikapi dengan Arif Bijaksana, mengingat persoalan bebantenan diatas menyimpan Potensi Pemberdayaan Ekonomi yang cukup besar dalam upaya menggerakkan Potensi-Potensi Ekonomi yang ada Di Desa secara terpadu, Holistik dan Berkelanjutan.

Selasa, 08 Februari 2011

KELOMPOK TENAGA KERJA PERTUKANGAN

Foto129TERPADU BERBASIS PADAT KARYA  DI KARANGASEM

KENAPA PKBM Mencetuskan Program Pertukangan……?, Kenapa Yayasan …..?  Kenapa tidak langsung saja kumpulan orang sepakat untuk membentuk Asosiasi Tukang ……?. Pertanyaan inilah sering terdengar jadi perbincangan, dan terkadang kita terlena hanya men jadikan Topik Diskusi namun miskin Aplikasi, Karena itulah Lembaga Yayasan PKBM “Mitra Fajar Lestari “ terpanggil untuk mencoba membuat konsep /Gagasan dan sekaligus mendekati teman-teman Tukang yang ada di Grassroot untuk diajak mendiskusikan untuk mencari jalan keluar. Sekecil apapun hal tersebut sudah menjadi Tekad Lembaga untuk berani memulai dari Hal Kecil dan Nampak Sepele, namun didalamnya ada tujuan Mulia, Tujuan Besar secara berkelanjutan.

DSC01945 DSC01881
DSC01895 DSC01900

Dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja yang semakin kompetitif khususnya Tenaga kerja pertukangan,yang mana tenaga kerja yang berasal dari luar Karangasem bahkan dari Luar Bali khususnya Proyek-Proyek baik Pemerintah maupun Swasta,kehadirannya sepertinya semakin mendesak keberadaan Tukang/Tenaga Kerja yang berasal dari Karangasem/dari bali umumnya.

Sesungguhnya Tenaga Kerja Pertukangan adalah Tenaga Kerja yang cukup banyak menyerap tenaga kerja,dan wilayah kerja mereka tidak hanya akan terbatas di Karangasem saja,melainkan ke luar Karangasem atau keluar Bali bahkan bisa jadi sampai keluar Negeri.Untuk itulah dipandang perlu komponen-komponen masyarakat yang peduli akan ketenaga Kerjaan sudah selayaknya memikirkan hal tersebut bersama dengan Dinas/Instansi terkait.

DSC02164 P1130010
P1230011 P1280004

Gapensi yang merupakan wadah tempat berkumpulnya para Pemborong kelewat asyik memikirkan dirinya sendiri,dan mereka kurang menyadari bahwa keberadaan mereka sekarang sukses/berada diatas karena dukungan Tenaga kerja baik dari tingkat yang akhli sampai pada Tenaga Kerja Kasar. Dan muncul pertanyaan “Adakah yang dibuat organisasi Gapensi untuk memberdayakan Tenaga Kerja Pertukangan Lokal …..?. Dan dengan berdalih Profesionalisme mereka mencari tenaga kerja dari Luar Karangasem bahkan dari Luar Bali tanpa mereka harus ikut serta punya kepedulian mengatasi tenaga kerja Lokal.

Begitu pula Banyak Kontraktor/Pemborong dari luar Karangasem yang mendapat pekerjaan di Karangasem praktis membawa Tenaga Kerja dari Luar dan kenyataannya juga Pemborong di Karangasem juga lebih senang mengajak tenaga kerja dari luar , muncul pertanyaan Apakah Tenaga Kerja Pertukangan yang ada di Karangasem tidak kualified/ tiak memenuhi kriteria, tidak komitmen, banyak libur atau ada hal-hal lain dibalik semua itu …?.Dan mungkinkah hal-hal seperti ini akan nantinya bisa meletupkan kecemburuan dalam bentuk emosi massa yang tidak terkontrol …? Hal tersebut tentunya menimbulkan suatu pertanyaan dimanakah Peran Pemerintah dan wakil Rakyat yang telah duduk di DPR memperjuangkan pemberdayaan Tenaga Kerja Pertukangan local yang nota bene mereka adalah Sebagai Tuan Rumah ….? Dan sudah barang tentu Pemerintah mestinya membuat kebijakan dalam mengatasi persoalan tersebut dengan membuat suatu program bersama yang saling melengkapi.

Mengingat fakta tersebut diatas dan setelah ditelusuri kebawah/ke lapangan ternyata permasalahan yang ada sangat komplek diantaranya adalah :

  • Tidak terorganisir keberadaan mereka sering menjadi korban ketidak adilan.
  • Faktor internal dari Tukang itu sendiri terkadang tidak komitmen dan kurang memiliki kebersamaan sehingga terkesan tidak mau bekerja secara bersama sehingga informasi tidak terkelola secara baik.
  • Keberadaan mereka tercerai berai tidak membuat perkumpulan,sehingga apabila ada pekerjaan yang lebih besar mereka tidak sanggup untuk mengerjakannya.
  • Tidak adanya pelatihan bagi mereka sehingga wawasan mereka tidak begitu berkembang dan mereka tidak memiliki jaringan kerja dan informasi.
  • Tidak adanya perlindungan/proteksi dari Pemerintah terhadap Tenaga kerja Lokal.
  • Kekurangan permodalan disaat mereka ada proyek,sering mereka meminjam pada pihak ketiga dengan bunga uang yang cukup tinggi.
  • Tidak adanya Lembaga Penjamin/ Pembina dari sector Tenaga Kerja Pertukangan/Pemberi Rekomendasi.
  • Pemakai jasa Tukang khususnya Pekerjaan Pribadi sering khawatir apabila tenaga Tukang melanggar kesepakatan atau berbuat yang tidak benar tidak ada Lembaga yang melindungi Konsumen.
  • Tidak adanya sertifikat keahlian bagi para Tenaga Kerja Pertukangan sehingga Pemakai jasa sering tidak mendapatkan Tenaga Kerja sesuai dengan keinginan mereka.
  • Sangat rentan dipermainkan oleh Kontraktor/Pemberi Kerja.
  • Tidak adanya Lembaga Pendamping bagi Tenaga Tukang tersebut / Pengesub, sehingga disaat tenaga kerja mereka mengalami musibah mereka tidak ada persiapan Asuransi atau keselamatan kerja.

TUJUAN DAN SASARAN.

Terbentuknya suatu lembaga/Asosiasi yang berkesinambungan yang bisa dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para tukang-tukang untuk menyampaikan permasalahan mereka,sebagai tempat informasi dan sebagai lembaga Pemberdayaan yang mana nantinya hal-hal tersebut bisa disampaikan pada pengambil kebijakan/Instansi/Dinas terkait,dan tenaga-tenaga pertukangan yang ada di Karangasem tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.

Secara terinci tujuan tersebut dijelaskan sbb:

  • Mengorganisasi tenaga kerja bangunan dan membiasakan bekerja dan berserikat bersama,adanya informasi sehingga bisa dibentuk suatu jaringan.
  • Menambah ketrampilan dan pengelompokan tenaga kerja sesuai bidang keahlian/ketrampilan dan nantinya akan bekerjasama dengan pihak Dinas/Instansi terkait dalam hal meberikan surat keterangan keahlian dalam bentuk kartu anggota dan sertifikat.
  • Menertibkan kenakalan para tenaga kerja tukang bangunan dan melindungi tukang yang tidak dibayar oleh pemakai jasa/kontraktor/pengesub nakal dan menciptakan image yang bagus pada pemakai jasa.
  • Memudahkan pemakai jasa tenaga pertukangan dalam mendapatkan tenaga tersebut dengan melalui telepon ke Lembaga/langsung kesekretariatan dan memberikan rasa aman pengguna jasa bahwa secara moral tenaga tersebut dipertanggung jawabkan oleh Lembaga.
  • Mendampingi tukang dalam hal penawaran dengan pengguna jasa dan membantu mencarikan Link/Jaringan dengan Konsultan Perencana/supplier sehingga pekerjaan yang dikerjakan menjadi lancar.
  • Membuat program bersama seperti arisan, suka-duka ,koperasi dan Asuransi sehingga keberadaan lembaga menjadi kuat.
  • vMembuat sertifikasi Tukang dalam bentuk sertifikat keahlian yang ditandatangani Lembaga PKBM yang dikuatkan oleh Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja dan membuatkan kartu anggota.
  • Mencarikan celah permodalan bagi Tukang/Pengesub yang mempunyai borongan sehingga pekerjaan mereka menjadi lancar.
  • vMenjembatani dengan pihak Penjamin adanya jaminan Asuransi bagi Tenaga Kerja Pertukangan,sehingga apabila terjadi kecelakaan ditempat kerja, Tukang mendapat perlindungan Asuransi.
  • Mendampingi Tukang/ Pengesub yang mendapatkan proyek yang sudah bisa berhubungan dengan Bank sehingga bisa memperoleh pinjaman sesuai skala keperluan Proyek.
  • Mencarikan informasi tentang kesempatan kerja dan bisa memberikan masukan terhadap Pemerintah didalam kebijakan tenaga kerja pertukangan.
  • Kelompok Tenaga Kerja Pertukangan
  • Koordinator : Ikomang Sucipta

Yayasan “MITRA FAJAR LESTARI “,

Lembaga Yang Mandiri dan Mengakar di Masyarakat ( LM3 ) Merupakan PASRAMAN TERPADU ,

P1250028 Apa yang terbayang dibenak Masyarakat kebanyakan /awam begitu mendengar Yayasan , Pasraman atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM )…? Gambaran sekilas mungkin akan terpikirkan bahwa Yayasan , Pesraman dan PKBM adalah seolah-olah merupakan Lembaga yang berdiri sendiri-sendiri dan tidak saling keterkaitan. Yayasan Mitra Fajar Lestari merupakan sebagai Pusat kegiatan Belajar Masyarakat( PKBM ) dengan Legalitas Akte Pendirian sebuah lembaga Yayasan dengan nama “Mitra Fajar Lestari” yang menjalankan fungsi sebagai Pusat kegiatan Belajar Untuk Masyarakat yang mengambil pendekatan program berbasis Budaya dengan dijiwai oleh Agama Hindhu dan Nilai-Nilai Luhur yang berkembang di Masyarakat. Yayasan Mitra Fajar Lestari adalah Lembaga yang tumbuh Button Up, yang merupakan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kegiatan meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

P1250031 Ditengah-tengan cara berpikir kita yang terbiasa terkotak-kotak (tidak terpadu dan komprehensif), kami dari Lembaga Yayasan membuat terobosan membentuk suatu lembaga Kemasyarakatan yang mana programnya menyentuh Masyarakat dengan Pendekatan “Minim Struktur Tetapi Kaya Fungsi” bukan sebaliknya “ Kaya Struktur tapi minim Fungsi” dengan pendekatan Komunitas dan Budaya. Hal ini kami lakukan mengingat Program yang sampai di Masyarakat kalau bersentuhan dengan Program Pemerintah sering kurang keterpaduan tidak digarap secara komprehensif dan tidak berkelanjutan, hal inilah yang menyebabkan Program yang sifatnya Top Down sering kurang berhasil dalam aplikasinya di Masyarakat.

om_swastiastuYayasan Mitra Fajar Lestari sebagai Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat (LM3) yang dalam gerakannya sebagai Pusat kegiatan Belajar Masyarakat, Pendidikan kemasyarakatan khususnya pendidikan Non Formal dengan pendekatan Budaya Seperti Pesraman, hal ini dimaksudkan agar pemahaman tentang Pesraman kedepannya tidak hanya terkesan memberikan ilmu tentang Agama Hindhu saja, tetapi didalam Lembaga Pesraman diajarkan berbagai Ilmu menyangkut pendidikan Usia Dini, Kesetaraan, Life Skill dan Pembelajaran Usaha dilengkapi dengan Pemahaman Pondasi Agama dengan Pendekatan dan kearifan Budaya Lokal, dan mnyesuaikan dengan perkembangan Teknologi dalam konteks Global..

P1170003 P1170016

Dalam pelaksanaan Program, untuk mewujudkan diri sebagai Lembaga Yang Mandiri dan Mengakar di Masyarakat seperti Konsep LM3, kami dari Kelembagaan ada Bidang yang khusus mebidangi tentang Pengembangan Usaha dengan Pendekatan Kewiraswastaan Sosial dalam bentuk kelompok atau Koperasi. Dalam kontek Usaha kami melakukan pendekatan melalui Komunitas dan Kerjasama antar Jaringan.

100_1012 DSC02041
P1150038

Pada periode terdahulu banyak program yang diperuntukkan untuk pengembangan Desa dari Pemerintah namun hampir sebagian besar programnya berupa pendekatan dari atas (Top Down) sehingga begitu program dilaksanakan ,justru masyarakat tidak tahu dan merasa tidak dilibatkan serta merasa hanya dipakai sebagai obyek bukan subjek sehingga peran partisifatif masyarakat dan rasa memiliki program tidak begitu nampak. Begitu pula peran pemerintah dalam menciptakan magnet-magnet penarik di Desa belum begitu optimal.

100_0446 Pemerintah dari Atas dari masing-masing Dinas membentuk Organisasi yang berbeda-beda, padahal sering fungsi yang satu dengan lainnya terasa tumpang tindih. Dan ironisnya Lembaga yang disuruh membentuk tanpa diikuti oleh Petunjuk yang jelas dan tanpa sumber Pendanaan. Jadi terkesan Pembentukan Lembaga Masyarakat asal dibentuk saja tanpa adanya keberlanjutan. Dan juga persoalannya dengan sangat minimnya SDM yang ada menambah tidak berfungsinya Lembaga tersebut.

DSC02337 DSC02330

Untuk Informasi lainnya anda bisa buka web : www.organikbali.com , www.karangasemcraft.com , www.tegallinggah.wordpress.com .

Siapa yang memberikan masukan / saran silahkan email prusugi@gmail.com