Senin, 18 Juni 2012

Pengembangan Sentra Kerajinan Ate, Diversifikasi Bahan Baku Pengembangan Disain Dan Proses Produksi Berbasis Budaya Bali

tas laptop ate

Bangkitlah  Karangasem, Membangun Sektor Riil Kerajinan 

Karangasem sesungguhnya menyimpan Potensi yang sangat m  emungkinkan untuk berkembang menjadi kuat dan besar , seperti contoh kerajinan Ata, kerajinan kayu, batu tabas, rontal dll. Mengenai kondisi Pengrajin di Karangasem Bali, product kerajinan sebagian besar diproduksi di rumah masing-masing ( home industri ), yang mana banyak dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga. Mereka mengerjakan kerajinan sambil bisa menunggu rumah, memasak, menjaga anak-anak ( melaksanakan fungsi ibu rumah tangga ), dan apabila ada kegiatan social kemasyarakatan bisa langsung terlibat dengan masyarakat lainnya. Kerajinan Menganyam merupakan sector kegiatan yang menyerap tanaga kerja yang cukup banyak, dan sesuai dengan Budaya Bali, yang mayoritas merupakan pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan (handmade). Dari data Statistik , Karangsem dalam Angka tahun 2007, sector Anyaman menyerap Tenaga kerja yang paling besar di Karangasem, yang tercatat 9.324 orang tenaga kerja / home Industri.

Jumlah Penduduk Kabupaten Karangasem, tahun 2007, adalah 427.481 jiwa, laki-laki 214.030 jiwa, dan Perempuan 213.451 jiwa. Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 26.001 orang bergerak di sector Industri kecil. Khusus Jumlah Tenaga Kerja yang terserap di sector kerajinan Ate yang melingkupi wilayah Desa Sraya, Sraya Barat dan Sraya Timur dari kondisi riil yang ada sekarang yang masih aktif menekuni kerajinan Ate kisaran 2500 – 3000 0rang tenaga kerja. Dengan rata-rata 1 orang pengrajin bisa menyelesaikan pekerjaan barang 1 buah / 3 hari rata-rata bisa menyelesaikan 10 bh / bulan dengan kisaran barang Rp 50.000/ bh dengan totalan penjualan rp 500.000,- / bln belum dipotong harga bahan baku komponennya sampai 50 % dari harga jual.

clip_image002 Dan fakta di Lapangan, dengan Kondisi Geografis Karangasem yang ada diujung Timur yang cukup jauh dari kota Bisnis Denpasar, tidak kena jalur Nasional, dan kondisi SDM yang belum mendukung, mengakibatkan permintaan / Pesanan kerajinan ke Karangasem, masih mengalami mata rantai yang cukup Panjang, sangat jarang pesanan langsung dari Buyer. Hal ini mengakibatkan Pengrajin tidak menikmati keuntungan yang memadai, yang tentunya bisa menambah pendapatan tentunya hal ini akan meningkatkan taraf hidupnya. Sesungguhnya keberadaan sector Industri Kerajinan dalam perjalanannya ada yang sudah terlhat berjalan dengan bagus, karena adanya kerjasama langsung dengan artshop atau exporter, tapi itu hanya sebagian kecil saja, karena mayoritas hasil kerajinan Karangasem, khusus Pelakunya belum punya jaringan pasar akibat keterbatasan informasi dan juga keberadaan mereka masing sifatnya bergerak secara indipidu. Disamping kondisinya seperti diatas , juga kalaupun pengrajin kita mempunyai jaringan kerjasama, kebanyakan dijual dalam bentuk setengah jadi, belum diphinishing, belum dikasi asesoris, hal ini menyebabkan product Karangasem setelah diphinishing dan dikasi tambahan asesoris, begitu selesai sudah tertera merek Luar Karangasem. Inilah salah satu penyebab banyak Buyer atau Pembeli yang tidak tahu , sesungguhnya product tersebut diproduksi di Karangasem.

IMG-20120531-00955Mengapa kerajinan Ate kami angkat sebagai salah satu Product yang diajukan dalam  Program Pengembangan Sentra ?, Pilihan ini didasari oleh berapa pertimbangan, bahwa begitu mendengar Kerajinan anyaman Ate, diketahui bahwa product tersebut merupakan kerajinan khas dengan brand Kerajinan khas Karangasem dengan gambaran perputaran omzet dari sektor Kerajinan ate, rata-rata diatas seratus jutaan keatas . Kerajinan Ate juga merupakan product Unggulan Karangasem, yang diproduksi secara masal, dikerjakan secara handmade dan dikerjakan oleh ribuan Tenaga kerja, yang didominasi oleh Kaum Perempuan. Disamping itu juga Kerajinan Anyaman Ate mempunyai kandungan Export yang tinggi, dan nantinya gampang dimodifikasi dengan material lain seperti kayu, Tempurung, pandan atau kulit. Dan tidak kalah pentingnya Kegiatan Menganyam secara Umum adalah kegiatan ibu-ibu di Pelosok Desa di Bali yang sudah menjadi budaya secara turun temurun.

Kenapa Lokasinya di Desa Sraya Karangasem ?, perlu diketahui sector kerajinan Ate, Produksinya berkembang pesat di Wilayah Desa Sraya, yang melibatkan ribuan Pengrajin, yang bekerjanya di rumah masing-masing dengan ketrampilan tangan. Fakta di Lapangan Kerajinan Ate juga berkembang dibeberapa tempat di karangasem masyarakatnya terlibat menganyam Ate, seperti Desa Bungaya, Tenganan, Selat dan beberapa Desa lainnya yang tersebar disetiap Pelosok, yang nantinya bisa diatur untuk menjadi sutu kegiatan Home Industri yang Terintegrated. Dan dalam product yang dihasilkan masing-masing tempat berbeda antara Desa yang satu dengan yang lainnya , tetapi masih anyaman Ate. Bahkan di Desa Sraya sudah ada Pasaran Ate setiap Pasah ( tiga hari sekali ) uyang sudah buka mulai jam 3 Pagi, setelah itu Pagi harinya Pasarnya berpindah Ke Pasar Ate di Bebandem hari itu juga

Kembali lagi perlu disadari bahwa Inti dari program SENTRA yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana bisa digarap secara Terpadu, yang melibatkan Pelaku Pengrajin, Aparat Setempat, Tokoh Masyarakat dan digarap secara Terpadu dan berkelanjutan dari Dinas / Instansi. Dan tidak kalah pentingnya Unsur Pemasaran. Dan Pengembangan Disain merupakan factor harus digarap secara Komprehensip. Konsep variabel pasar mencakup aspek yang tidak terbatas, mulai dari kepastian harga produk unggulan, ketersediaan pangsa pasar produknya, dan kesiapan infrastruktur pendukung agar distribusi tetap lancar.

my shop

Product  diatas berupa sandal khususnya  Sandal  untuk Hotel hasil karya Kelompok Bali Mitra Lestari  yang di koordinir oleh Gede Subrata. Yang Tertarik silahkan kontak kami

Salah satu aspek yang harus benar-benar disiapkan adalah teknis pendampingan. Ini m utlak. Secara teknis, program Pengembangan Sentra membutuhkan pendampingan. Tiap desa mustahil bisa sukses melakukan program tersebut dengan sekadar mencontoh desa lain yang menjadi proyek percontohan. Tanpa pendampingan, pelaksanaan program SENTRA hampir pasti mengidap "cacat bawaan" karena aspek-aspek teknis-teknologis--masalah fundamental untuk mengangkat potensi keunggulan khas setempat dalam rangka revitalisasi ekonomi desa--sulit bisa disentuh dan ditangani.

GAMBAR  TEMPAT PENGOPENAN ATE

DSC00935 S elain itu, sebagai sebuah program revitalisasi ekonomi desa, Pengembangan SENTRA juga menuntut sinergi kerja berbagai institusi pemerintahan. Faktanya, sejauh ini sinergi itu belum berjalan Optimal , dan fakta di Lapangan Dalam berbagai proyek percontohan, program Pengembangan SENTRA yang dilakukan Pemerintah lebih cenderung diperlakukan secara sektoral. Tiap institusi terkesan bergerak sebatas dalam proyek percontohan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

Seharusnya, proyek percontohan sekaligus juga menjadi ajang sinergitas instansi-instansi terkait. Dengan demikian, program SENTRA benar-benar digulirkan terintegrasi, mulai dari hulu sampai hilir. Dengan itu pula, program SENTRA dalam skala luas pun menjadi lebih bisa diterapkan. Artinya, keberhasilan program SENTRA bisa lebih terjamin

Katalog Ata 4 MFL  Katalog Ata 5 MFL

Contoh-contoh product ate diatas adalah Produksi  Pengrajin Karangasem, kalapun faktanya setiap Artshop, Pasar Seni  hampir selalu ada Product Kerajinan Ate, Padahal Produksi Kerajinan Khas Karangasem ini  menyerap Ribuan Tenaga Keerja, yang dikerjakan  oleh ibu-ibu rumah tangga  dengan Hand Made.

Rasanya belum lenkap kalau ingin  berkomentar atau berbisnis ate kalau belum melihat gambaran sesungguhnya seperti  apakah orang kalau melakukan proses mengulat anyaman Ate …?  dan biar rasa penasaran anda  terkuak sedikit, kami akan tampilkan berapa gambar proses terjadinya ulatan ate, dan seperti apa gambaran tempat Produksinya.

P1200018 DSC00275
IMG0411A IMG0408A

BAgi yang ingin berbisnis langsung secara Fair dan ingin melakukan Pemberdayaan Terhadap Pengrajin  kami siap  untuk memfasilitasi.

Jangan Biarkan Para Pengrajin  tergilas  karena ketidak tahuan Informasi.

  • Oleh Kelompok  Pengrajin Ate  BALI   MITRA  LESTARI.
  • Kontak  : Komang Sugiarta, 082144882283, Gede Subrata, 081337664334
  • email : prusugi@gmail.com

Minggu, 17 Juni 2012

Sandal / alas Kaki “ Bali Mitra Lestari “

Product Lokal Melayani Hotel dan Vila.

DSC00370 Disamping mengerjakan Kerjainan ate dengan berapa Diversifikasi juga telah melayani Pekerjaan Sandal khususnya untuk pesanan Hotel atau Vila yang memerlukan sentuhan kesan Alami dan punya kesan dan rasa nyaman menggunakan alas kaki dan sandal berbahan baku Alami.

Ada berapa Hotel yang telah dilayani di  Kuta , Nusa Dua dan berapa Hotel di Candidasa Karangasem.

shop

Terbuat dari Bahan baku Anyaman Pandan yang dulunya hanya dipergunakan untuk tikar dan Tas, khusus untuk Kelompok Bali Mitra Lestari mengembangkan kepada sandal – sandal yang merupakan kebutuhan Hotel

Kapasitas Produksi bisa dilayani 200 pasang sandal / 2hari, jadi kapasitas produksi bisa 1000 pasang sandal / minggu.

IMG_0025    IMG_0019

SAM_0108  SAM_0106

Disamping disela-sela mengerjakan  Order,  Gede Subrata, Dengan  diagandeng PKBM Mitra Fajar Lesatri yang  punya idealisme sama ingin  memajukan mengajarkan rekan-rekannya  melatih membuat Sandal.

Untuk  Harga  yang  ditawarkan  sesungguhnya  Harga cukup bersaing, karena bahan baku berasl dari Karangasem, berupa anyaman kisaran harganya sandal  yang  merupakan   bahan baku yang  ada di  seputaran  Tempat Pengrajin  di Karangasem .

sandal endek slop, zise 36-44     slipper tikar lis oranye, zise 36-44    sandal slop kain, zise 36-44.
Aneka  Jenis Sandal Untuk Kebuthan Hotel/ Vila

Untuk  Harga  yang ditawarkan   adalah  kisaran   harga     antara :

  1. Untuk sandal Pandan sama dengan sandal dari anyaman daun Rontal rata-rata 7000-7500,- / pasang All Size
  2. Sandal spon kisarannya 6500-6,750 / pasang

Jenis / Jenis Sandal yang diproduksi

clip_image002 clip_image002[4]

Sandal dari Tikar Pandan

Sandal dari Tikar  Rontal

Untuk  Pesanan  Sandal  untuk kebutuhan Hotel menyesuaikan dengan Pesanan, yaitu Size  ukuran Besar , 42 – 47, Sedang Ukuran Kecll biasanya ukuran 38 – 41.

Kapasitas Orderan yang biasanya dilayani yaitu , untuk wilayah Bali minimal  200 pasang, sedangkan wilayah Luar Bali  minimal  500 pasang.

Yang tertarik  dan kebetulan ada Kebutuhan kami  dari Kelompok  Bali Mitra Lestari siap untuk melayani

SENTRA GARAM RAKYAT ( PUGAR ) DI KUBU KARANGASEM

Warisan Budaya Masyarakat

Potensi Pariwisata  Yang Perlu Sentuhan.

Kajian Dari Pendekatan SWOT

P1010153Da lam memperkuat program PUGAR yang lebih difokuskan untuk Peningkatan Produksi Gara m, tidak kalah pentingnya Petambak Garam bagaimana bisa meningkatkan kualitas Garam dan membuat Terobosan dengan meningkatkan kualitas, diversifikasi Product Garam, sesuai dengan Fungsinya, yang bisa menyiasati persoalan Petambak garam hanya bisa membuat garam secara konvensional dengan pemanfaatan sinar matahari dalam memproduksi Garam. Lantas Pertanyaannya bagaimana jika dimusim Penghujan?.

Juga akan halnya Petambak garam di bali, khususnya di karangasem yang akan didasasar program PUGAR , pertama kali ada di Wilayah Kecamatan Kubu, diantaranya Desa Tianyar Barat, Tianyar Timur, Tianyar Tengah, Sukadana, Baturinggit, Kubu, dan Desa Tulamben khususnya Desa ( Tianyar Barat, Tianyar Tengah dan Desa Tianyar Timur) difokuskan dengan pertimbangan adanya ketersediaan lahan Penggaraman. Dalam program PUGAR yang pertama disasar terdiri dengan jumlah 23 kelompok , dengan jumlah anggota 219 orang, dengan luas lahan 7,15 Ha(Hektar), dapat diambil kesimpulan rata-rata petambak garam per orang punya garapan 3,3 Are/ Orang. Lantas bagaimana solusinya dalam meningkatkan pendapatan petambak garam dengan lahan yang sangat terbatas, sehingga menjadi sejahtera?.

Copy of P1010015 P1010018
P1010013 P1010141

Mengingat hal tersebut diatas, dengan keterbatasan petambak garam di karangasem, khususnya di Kecamatan Kubu, Kami membuat terobosan dalam jangka menengah dan jangka panjang akan membuat program Garam Rakyat yang bisa bersinergi dengan Pariwisata, sehingga dalam Program Garam Rakyat ini tidak hanya dibuat menggenjot Produksi, juga yang tak kalah pentingnya membuat diversifikasi produk garam, juga dalam kegiatan pembuatan garam merupakan Atraksi Budaya yang merupakan potensi yang bisa disenergikan dengan Pariwisata, kawasan Garam Rakyat dalam bentuk Program “Desa Wisata PUGAR “

P1010152 P1010121

Mencari Bahan Tambahan  berupa tanah endapan lumpur saat musim hujan  dan Membuat  lantai Penggaraman mulai aktifitas melakukan Penggaraman

P1010118 P1010146

Membasahi Lantai Garam dengan air Laut

Proses Penyaringan  Air Laut  yang  telah melalui Proses  Penjemuran dengan bahan Tambahan

Proses   Penggaraman  merupakan  Gambaran  Unik  Proses Pembuatan Garam

P1010096 P1010098
Menuangkan air jenuh garam untuk kristalisasi Onggokan  Garam yang sudah jadi dikeringkan dalam bakul

Pendekatan Analisis SWOT. Pengembangan Sentra Usaha Garam Rakyat di Karangsem :

Analisis SWOT :

Peluang :

  • Bali Terkenal dengan Pariwisata dan Bali merupakan Jendela Promosi untuk informasin baik Lokal Nasional bahkan Manca Negara.
  • Ada Program dari Pusat, Kementraian Perikanan dan Kelautan tentang Garam Rakyat.
  • Khusus garam di Karangasem, untuk Product garam sudah dikenal dengan harga diatas harga garam pesaing, seperti Luar Bali.
  • Garam tidak hanya diproduksi disaat musim panas saja, dengan teknologi bisa dibuat garam cair dengan segmen khusus.
  • Berapa Jasa Kecantikan dan kebugaran sudah menggunakan garam untuk Therapi Kesehatan.
  • Garam bisa dikemas menjadi Product cenderamata Karangasem dengan kemasan khusus seperti Tempurung kelapa, pelepah pisang, daun rontal dll.
  • Kedepan Sentra Produksi Garam bisa dijadikan atraksi Budaya untuk Pariwisata dalam Judul Kampung Garam dengan pengembangan proses produksi dengan kearifan local dan adanya souvenir yang bisa dibawa olah Tamu.

Kekuatan :

  1. aPetambak yang dibina dan dikembangkan adalah Petambakyang memang biasa membuat garam dan sudah menjadi Budaya.
  2. Karakter Petambak garam
  3. Peran Perempuan di Karangasem dalam membuat garam sangat besar dukungannya dalam proses Produksi.
  4. Daerah Kecamatan Kubu yang kondisinya merupakan lahan kering, tentunya manjadikan spirit Masyarakat Kubu biasa menghadapi Tantangan, dan tentunya terpacu dalam hal meningkatkan pendapatan/ merubah kehidupan menjadi lebih baik.

Kelemahan :

  1. Kepemilikan Petambakgaram yang sangat minim, rata-rata 2,5 – 3 are.
  2. Petambak garam mayoritas dari sisi umur, dikerjakan olah Generasi Tua.
  3. Kurang adanya Motivasi dalam hal membuka peluang dan kesempatan kerja dalam menambah pendapatan kehadapan Generasi mudanya, khususnya keluarga PetambakGaram.

Ancaman :

  1. Persaingan Harga.
  2. Zona Garam Rakyat berkembang menjadi Hotel/ Vila.
  3. Musim yang tidak mendukung, Abrasi, hujan yang terus menerus.
  4. Abrasi Pantai.

A. Strategi :Khusus Pengembangan Garam di karangasem :

  1. Di bali Image begitu berbicara garam harus perhatian menuju Karangasem……!!!!
  2. Di Tingkat Nasional diarahkan Karangasem mempunyai predikat produksi garam Sfesifik, disamping untuk Konsumsi adanya nila Tambah dengan memproduksi garam untuk kepentingan kesehatan/ Spa.
  3. Garam Produksi di Karangasem, dalam produksinya dibuatkan strategi khusus, ada Sentra Kelompok Garam tempat yang akan dijadikan focus kegiatan terpadu dan jangka Panjang yang didukung oleh Sarana dan Prasarana untuk atraksi Budaya dalam menunjang Pariiwisata di Karangasem.
  4. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Ahli Garam dalam pendampingan perbaikan dan penyempurnaan Proses Produksi dan Kerjasama dengan pihak Luar Negeri dalam hal lebih meningkatkan kualitas dan segmen pasar untuk Luar Negeri.
  5. Luas lahan yang minim tidak hanya menjadikan kelemahan justru akan merupakan kekuatan untuk membuat improviasi dalam hal produksi/ diversifikasi.
  6. Peralatan Tradisional dengan kearifan lokalnya bukan menjadi kelemahan, justru merupakan daya tarik Pariwisata.

P1010087 P1010105
Kegiatan Pendampungan Garam Sebagian dari Kelompok Penggaraman

Keberadaan Koperasi sebagai Penyangga Hasil Garam.

Koperasi ini berperan untuk menjamin stabilitas harga dan kualitas garam rakyat di tingkat kabupaten/kota. Koperasi bertugas untuk: (a) memberi pinjaman biaya hidup kelompok petambak garam sebelum masa panen; (b) membeli garam hasil produksi kelompok petambak garam dengan standar harga sesuai ketentuan pemerintah; (c) mengolah produksi garam rakyat lebih lanjut/advanced production, sehingga tercipta diversifikasi usaha; (d) mengemas untuk kemudian menjual produk garam masyarakat, baik secara mandiri maupun melalui kemitraan; dan (e) menerima tabungan wajib dan sukarela dari kelompok petambak garam sebagai tambahan modal usaha. Koperasi ini merupakan holding company masyarakat pesisir yang mempunyai berbagai unit usaha, antara lain yaitu usaha simpan pinjam dan kedai pesisir. Usaha simpan pinjam, bagi koperasi yang sudah melakukannya, berfungsi sebagai penyedia permodalan, sarana produksi, fasilitasi pengembangan kompetensi usaha, tabungan anggota. Adapun kedai pesisir berfungsi penyedia hasil produksi garam rakyat untuk secara langsung menjual pada konsumen/pasar, juga mengolah, mengemas dan menjual hasil produk garam rakyat ke konsumen/pasar, sedangkan bagi koperasi yang baru diinisiasi pendiriannya fungsi ini dilakukan bertahap sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Koperasi ini ke depan diharapkan menjadi ujung tombak pelaksanaan pemberdayaan petambak garam di daerah dan rintisan menuju badan usaha milik petambak garam. Dalam pelaksanaan kegiatan, koperasi harus berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab operasional di daerah dan juga dengan lembaga perbankan/pembiayaan sebagai mitra usaha mereka.

Keberadaan Koperasi dan Lembaga perekonomian di tengah-tengah masyarakat pesisir menjadi salah satu pendukung kelancaran usaha perikanan karena lembaga perekonomian dapat memfasilitasi setiap kegiatan perikanan yang dilaksanakan masyarakat pesisir baik dalam penyediaan bantuan dana, peralatan maupun keperluan lain yang berkaitan dengan usaha perikanan.

Rasanya Kurang Pas dan belum Lengkap Rasanya apabila berkunjung Liburan ke Bali tidak melihat Proses Pengerjaan Penggaraman  di Karangasem,disamping Alamnya masih asli  juga  dengan keberadaan Gunung Agung  yang mengawal Sentra Garam di Karangasem.

Tentunya kalau anda Ke Karangasem kontak Kelompok kami  untu bisa menjelaskan Proses Penggaraman sekalian membawa Oleh-Oleh Garam Produksi di Karangasem, yang kualitas dan rasanya  berbeda dengan Garam dari Daerah lainnya. Yang tertarik Kontak kami.

Pendamping Kelompok Garam Di Karangasem   PKBM Mitra Fajar Lestari

Komang  Sugiarta, Ketut Mangku,  Hp. 082144882283,   087863030125