Ide Pemikiran. Dari PKBM MITRA FAJAR LESTARI, Kab Karangasem-Bali.
Banyak Daerah yang sudah mengklaim masyarakatnya bebas buta aksara, kalau kita mau jujur masih banyak masyarakat yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis. Fakta di masyarakat kalaupun dibilang sudah bebas buta aksara, kenyataan tidak seperti itu. Bagi masyarakat kita, Budaya Tutur / bercerita sudah jamak dilakukan dari dahulu, sehingga kebiasaan Budaya masyarakat kita mendapat informasi dari cerita. Maka tidak mengherankan Budaya bergosif muncul akibat terlalu banyak mendengarkan berita burung yang tanpa jelas asal usul kebenaran dari berita tersebut. Muncul dalam ngobrol sumber beritanya “ Kata Si Mbah saya…..!!!, Kata nya ……, Kata orang-orang …. dll.
Budaya membaca yang tidak biasa menjadikan Kebiasaan mendapatkan Informasi dari membaca menjadi kurang. Pendekatan budaya membaca memang efektif dilakukan dari usia dini, namun yang perlu menjadikan bahan pertimbangan bahwa budaya membaca juga harus dimasyarakatkan untuk sasaran remaja dan orang Tua. Khusus orang tua rasanya untuk membiasakan membaca merupakan sesuatu yang amat sulit dan perlu berbagai strategi pendekatan. Lantas bagaimana metode pendekatannya…? Ambil contoh kalau kita melakukan perjalanan, baik di mobil, di kapal laut di kereta dll, berapa orang kita yang pegang buku membaca disaat seperti itu…? Coba lihat kalau Touris sedang melakukan perjalanan dalam kesempatan/ moment seperti itu dipergunakan untuk membacan
Memasyarakatkan Budaya membaca, program dari Pemerintah sudah demikian banyak, dari Perpustakaan, Taman Bacaan, Rumah Pintar, Mobil Pintar, Perpustakaan Keliling. Namun yang kurang mendapatkan sentuhan yaitu methoda pendekatan yang mestinya perlu dirubah. Dengan Perpustakaan, Taman Bacaan, Rumah Pintar, Masyarakat yang harus datang, sedangkan Perpustakaan keliling, Mobil pintar sudah mendatangi masyarakat, namun masih dominan disasar anak sekolahan, belum menyentuh masyarakat secara Umum. Dan juga yang menjadi persoalan masalah jam atau waktunya belum menyesuaikan pada waktu kehadiran acara komunitas Masyarakat berkumpul, yang mana terkadang tidak direncanakan, tiba-tiba orang berkumpul disuatu tempat, bahkan begadang semalam suntuk.
Memasyarakatkan Budaya membaca di Bali, khususnya pendekatannya untuk Masyarakat, belum dipergunakan pendekatan Budaya, sehingga dampak dari program Taman Bacaan/ Perpustakaan kurang signifikan di Masyarakat dalam menumbuhkan budaya baca. Coba diperhatikan pernahkah melihat atau mengalami langsung saat ada Upacara di Pura, pada saat mekemit masih banyak kegiatan dilakukan untuk mengusir rasa ngantuk dengan kegiatan meceki,medom, gaple, remi dan lainnya, meskipun hal itu dilakukan dijabaan Pura. Bagi yang bisa mewirama/ Pesantian mungkin akan membuat kelompok mewirama, lantas bagi yang tidak masuk criteria diantara keduanya bagaimana..? . Juga disaat ada megebagan atau meradangin sepertinya didominasi oleh kegiatan seperti diatas.
Disaat moment seperti itu mestinya membiasakan budaya Baca mulai diperkenalkan dan dimasyarakatkan , yang penting topiknya seputaran hal-hal yang memberikan dampak Positif. Tentunya untuk memanfaatkan moment seperti ini mestinya ada Lembaga Swadaya Masyarakat dan relawan yang memberikan suatu terobosan untuk berani memulai, minimal dari Lingkungannya sendiri. Perlu diingat komunitas warga yang berkumpul terdiri dari aneka ragam yang mempunyai kesenangan yang berbeda, materi buku yang disediakan mestinya menyesuaikan dengan situasi dan kondisi Masyarakatnya dan sesuai dengan kondisi sifat dari kegiatan tersebut. Dan khusus bagi Warga Masyarakat yang tidak/ belum tersentuh dengan budaya baca, mestinya didukung dengan audio visual yang mendukung program meningkatkan Budaya Baca.
Dan untuk melengkapi itu semua ditambahkan perangkat Teknologi pengenalan internet bagi warga yang berkumpul, memperkenalkan fungsi dan manfaat Teknologi Informasi/ internet dan sekalian melakukan demo dan bila memungkinkan anak-anak muda yang mempunyai laptop dapat bergabung bersama pada saat itu. Dan tidak terasa waktu terlewati, proses mekemit dilakukan, menambah widya/ ilmu pengetahuan dan khususnya yang mempunyai acara merasa terbantu dengan acara seperti diatas.
Untuk mewujudkan ide tersebut ditingkat Implementasi tentunya membutuhkan Relawan yang siap aplikasi tidak hanya ditataran NATO, tapi mempunyai kepedulian untuk mencerdaskan Umat melalui Yadnya memberikan pencerahan dengan Mencerdaskan teman-teman yang perlu sentuhan dan kerelaaan semua pihak untuk berbagi . Apakah anda termasuk didalamnya…? kutunggu tanggapannya.
- Komang Sugiarta
0 komentar:
Posting Komentar